Active Learning vs Passive Learning: Cara Efektif untuk Menyerap Ilmu
Pernahkah kamu merasa bosan saat duduk dan mendengarkan penjelasan dari guru atau dosen dalam waktu yang lama? Selain itu, saat belajar, pernahkah kamu merasa sulit mengingat materi yang hanya dibaca atau didengar? Kalau kamu pernah mengalami permasalahan tersebut, mungkin kamu masih menerapkan metode belajar yang bersifat pasif. Untuk mengatasi kendala tersebut, mari kita mengenal metode belajar aktif dan pasif melalui penjelasan di blog ini.
Passive Learning vs Active Learning
Dalam dunia pendidikan, ada dua pendekatan utama dalam belajar, yaitu passive learning (pembelajaran pasif) dan active learning (pembelajaran aktif). Berdasarkan hasil penelitian, siswa yang menerapkan passive learning memiliki kemungkinan gagal mencapai target pembelajaran 1,5 kali lebih tinggi daripada siswa yang menerapkan active learning (Freeman, 2014). Sebenarnya, apa perbedaan antara passive learning dan active learning? Lalu mengapa active learning lebih efektif?
Gambar 1. Active Learning dan Passive Learning.
Sumber Gambar: GrowthMentor. Apa Itu Active Learning? Diakses dari https://www.growthmentor.com/glossary/what-is-active-learning/
Passive learning adalah metode belajar di mana siswa hanya menerima informasi tanpa banyak berinteraksi dengan informasi tersebut. Contoh penerapan passive learning, meliputi:
Membaca buku atau artikel (mampu diingat dan dipahami sebesar 10%).
Mendengarkan penjelasan (mampu diingat dan dipahami sebesar 20%).
Melihat gambar, grafik, atau peta (mampu diingat dan dipahami sebesar 30%).
Menonton video atau demonstrasi (mampu diingat dan dipahami sebesar 50%).
Dari presentasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode passive learning cenderung kurang efektif karena otak tidak benar-benar mengolah informasi secara mendalam. Akibatnya, informasi yang diterima lebih mudah terlupakan dalam waktu singkat.
Berbeda dengan passive learning, active learning merupakan metode belajar yang melibatkan interaksi langsung antara siswa dengan materi yang dipelajari. Beberapa contoh penerapan metode active learning adalah:
Berbicara atau mendiskusikan materi dengan orang lain (mampu diingat dan dipahami sebesar 70%).
Melakukan praktik langsung seperti simulasi atau mengajarkan orang lain (mampu diingat dan dipahami sebesar 90%).
Penerapan active learning menyebabkan siswa tidak hanya menerima informasi tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi yang dipelajari.
Manfaat Active Learning
Selain membantu siswa dalam memahami dan mengingat materi pembelajaran, penerapan metode active learning juga memiliki manfaat berikut.
Meningkatkan daya ingat
Dengan terlibat aktif dalam pembelajaran, otak lebih mudah menyimpan informasi dalam jangka panjang.
Meningkatkan pemahaman konsep Ketika siswa berdiskusi atau mengajarkan orang lain, siswa akan lebih memahami konsep daripada sekadar menghafalnya.
Meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Active learning mendorong siswa untuk berpikir lebih dalam, menganalisis informasi, dan mencari solusi terhadap suatu permasalahan.
Meningkatkan keterampilan komunikasi
Diskusi, presentasi, dan mengajar orang lain dapat membantu siswa menjadi lebih percaya diri dalam berkomunikasi dan menyampaikan idenya kepada publik.
Meningkatkan motivasi belajar
Belajar secara aktif membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan, sehingga siswa lebih termotivasi untuk terus belajar.
Aplikasi Active Learning dalam Pendidikan
Gambar 2: Penerapan Active Learning.
Sumber Gambar: MDPI. Active Learning in Education. Diakses dari https://www.mdpi.com/2227-7102/12/10/686
Active learning dapat diterapkan dalam berbagai bidang studi, terutama yang berhubungan dengan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), teknologi digital, serta metode pembelajaran berbasis investigasi seperti IBSE (Inquiry-Based Science Education). Beberapa contoh penerapannya meliputi:
Diskusi kelompok
Para siswa ditugaskan untuk berdiskusi dan membahas materi yang dipelajari dalam kelompok kecil. Dalam diskusi ini, setiap anggota kelompok dapat memberikan pendapat dan menyampaikan pemahamannya terhadap materi yang dipelajari.
Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning)
Para siswa diberikan proyek yang membutuhkan pemecahan masalah dan eksplorasi mendalam. Proses ini melibatkan riset, diskusi, dan presentasi hasil akhir.
Simulasi dan eksperimen
Aplikasi ini digunakan dalam bidang sains dan teknik untuk memahami konsep dengan lebih baik melalui praktik langsung.
Penilaian formatif (formative assessment)
Evaluasi dilakukan selama proses belajar untuk memberikan umpan balik yang membantu mahasiswa memahami materi lebih baik.
Penggunaan teknologi digital sebagai media pembelajaran
Pemanfaatan perangkat digital, seperti aplikasi edukasi dan platform pembelajaran daring dapat membantu siswa mengeksplorasi materi pembelajaran dari berbagai sumber serta meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar.
Proses Penerapan Active Learning
Berdasarkan diagram pada gambar 2, active learning melibatkan beberapa tahapan penting:
Engage (melibatkan diri)
Siswa diperkenalkan pada materi baru dengan cara menarik, seperti studi kasus atau pertanyaan pemantik.
Explore (eksplorasi)
Siswa melakukan eksplorasi terhadap materi melalui eksperimen, diskusi, atau riset.
Explain (menjelaskan)
Setelah mengeksplorasi, siswa diminta menjelaskan pemahamannya, baik secara individu maupun dalam kelompok.
Elaborate (mengembangkan konsep)
Siswa menghubungkan konsep yang telah dipelajari dengan situasi dunia nyata atau topik lain yang relevan.
Evaluate (evaluasi)
Proses refleksi dan penilaian dilakukan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran serta memberikan umpan balik yang konstruktif untuk perkembangan siswa.
Kesimpulan dan Saran
Active learning terbukti lebih efektif dibandingkan passive learning karena melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar. Metode active learning dapat membantu siswa mengingat materi pembelajaran dalam waktu lama serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Selain itu, metode ini juga dapat melatih keterampilan berpikir kritis, komunikasi, dan kerja sama siswa. Untuk itu, cobalah mulai menerapkan active learning dalam keseharian, seperti ikut diskusi kelompok, mengerjakan proyek bersama, atau melakukan eksperimen kecil. Dosen dan pengajar juga bisa mendukung dengan menciptakan kelas yang lebih interaktif. Dengan belajar secara aktif, proses belajar jadi lebih menyenangkan, dan ilmu yang didapat bisa lebih bermanfaat di dunia nyata.
Daftar Pustaka
Cobain, Dane. (tanpa tahun). What is Active Learning? Diakses dari https://www.growthmentor.com/glossary/what-is-active-learning/
University of Cornell. (tanpa tahun). Active Learning. Diakses dari https://teaching.cornell.edu/teaching-resources/active-collaborative-learning/active-learning
Ješková, Zuzana, dkk. (2022). Active Learning and Its Impact on Student Engagement and Performance. Education Sciences, 12(10), 686. Diakses dari https://www.mdpi.com/2227-7102/12/10/686
Nurhakim, Ahmad. (2022). Pembelajaran Aktif: Pengertian, Tujuan, dan Cara Menerapkannya. Diakses dari https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/pembelajaran-aktif
University of Minnesota. (tanpa tahun). Why Use Active Learning? Diakses dari https://cei.umn.edu/teaching-resources/active-learning/why-use-active-learning